Teach in
Asia menyelenggarakan acara Produck Devloment Conference pada tanggal 9 – 10 Agustus
2017 di balai kartini, Jakarta. Dalam
acara ini, Irsan Gunawan selaku chief technology officer (CTO) di Mister
Aladin, menjadi salah satu pembicaraan dalam sesi scaling height traffic
Website pada tanggal 10 Agustus 2017, pukul 15.00- 15.45 WIB. Bagi perusahaan
startup, maupun pemilik Website, penting untuk mengetahui strategi skabilitas
yeng tetap untuk Websita mereka. Hal ini penting untuk menentukan langkah
ketika mereka menerima pertumbuhan jumlah pengunjung yang tinggi (high
traffic). Jika arsitektur sistem tidak dipersiapkan dengan tepat, Besra
kemungkinan Website tersebut mengalami kegagalan bahkan hingga down. Yang berakibat
ftal bagi bisnis.
“Jika kita melihat pasar indonesia sebagai contohnya,
terdapat lebih dari 260 juta penduduk yang bisa menjadi traffic sebuah Website.
Bayangkan jika orang sebanyak itu mengakses Website kita, berarti kita harus
segera memetakan semua kemungkinan dari awal agar kedepannya bisa siap mengantisipasi
lonjakan jumlah traffic secara tiba-tiba, “kata Irsan Gunawan, CTO Mister
Aladin.
Dalam sesinya,Irsan Gunawan memberikan tiga strategi
untuk mentukan strategi skalabilitas yeng tepat bagi Website dengan traffic
yang tinggi: (1.) Selalu identifikasi bottleneck
untuk menentukan bagian mana yang memungkinkan menghambat kelancran sistem;
(2.) Utamakan arsitektur yang bersifat asynhoronus saat membangun sistem; (3.)
Sadari bahwa satu cara tidak dapat berlaku untuk semua model, atau dalam kata
lain “no one-size fist all”, Contohnya dalam memilih database.
1.
Selalu identifikasi bottleneck untuk menentukan bagian mana yang memungkinkan
menghambat kelancaran sistem.
Dalam sebuah
arsitektur sistem terdapat beberapa komponen yang perlu di perhatikan seperti :
Application, Database, Storage, Network, Compute power, dan lain - lain.
Identifikasi terhadap kapasitas setiap komponen tersebut dapat
membantu pada saat terjadi masalah - masalah skalabilitas.
Metode Scale Up dan
Scale Out. Metode scale Up
(Vertical Scaling), digunakan dengan cara mengganti komponen dengan yang
berkapasitas lebih besar. Metode scale Out (Horizontal Scaling), digunakan
dengan cara menduplikasi komponen menjadi beberapa bagian.
2.
Utamakan arsitektur yang bersifat asynchronus saat membangun sistem.
Dalam Asynchronous
programming, memungkinkan sistem mengerjakan tugas secara paralel. Sehingga
kapasitas pengerjaan suatu tugas dapat menjadi lebih banyak. Ibarat sebuat
loket pembayaran konvensional, dimana setiap pelanggan membutuhkan waktu proses
yang berbeda. Jika hanya 1 loket, akan menyebabkan antrian yang lebih panjang,
namun jika dibuat beberapa loket yang bekerja bersamaan, maka dapat mengurangi antrian
yang panjang, bahkan proses lebih cepat.
Dalam pemrograman
dapat digunakan thread, broker, service, dan lain - lain untuk penerapan
asynchronous.
3.
Sadari bahwa satu cara tidak dapat berlaku untuk semua model, atau dalam kata
lain ”no one-size fits all”.
Penerapan strategi ini
misalnya pada pemilihan database di sebuah sistem, karena setiap database
mempunyai karakter dan keunggulan masing -masing. Andaikan seorang developer
website ecommerce penjualan TV, maka ada beberapa database yang dapat digunakan
secara bersamaan, untuk meningkatkan skalabilitas sistem tersebut. Database
NOSQL yang bersifat document dan key-value, bisa digunakan untuk sistem yang
membutuhkan lebih banyak proses read model data yang sederhana. misalnya untuk
menyimpan data spesifikasi TV, dimana biasanya data tersebut tidak berubah dan
dapat dipanggil sekali. Sedangkan untuk menyimpan data transaksi penjualan,
yang akan di analisa kemudian hari dapat menggunakan yang bersifat relational.
Irsan Gunawan adalah
lulusan program S1 di bidang Ilmu Komputer dari Universitas Bina Nusantara.
Sebelum bergabung dengan Mister Aladin, beliau menjabat sebagai CTO Okezone.com, portal berita milik MNC
Group. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi.
ConversionConversion EmoticonEmoticon